Perjuangan Masuk Kuliah
Assalamualaikum teman-teman.
Sudah lama saya tidak mengupdate informasi apapun di blog ini sejak tahun 2012. Pada waktu itu blog ini memang dibuat hanya untuk memenuhi tugas salah satu mata pelajaran di sekolah saja dan saya tidak melanjutkan menulis di blog. Namun, karena terinspirasi oleh teman seperjuangan saat kuliah dulu, akhirnya timbul keinginan saya untuk menulis lagi di blog ini. Terimakasih sohib. Tampilan blog inipun saya ubah menyesuaikan template sekarang karena beberapa gadget dan widget yang sudah tidak berfungsi. Tampilannya jadi apa adanya ya sekarang. 😄
Teman saya bilang bahwa mengungkapkan keluh kesah dalam bentuk tulisan bisa menjadi self healing untuk diri sendiri. Terlebih ketika tidak ada orang yang bisa diajak berbicara dan mengerti perasaan kita. "Daripada stres, ya lebih baik bikin tulisan di blog atau diary." Begitu katanya. Saya pribadi bukan orang yang suka mengungkapkan perasaan melalui tulisan. Saya lebih suka memendam perasaan sendiri. Kalaupun mau curhat, ya harus ke teman yang sama-sama mengerti. Kalau tidak ada, ya.. pendam saja, curhat sama Tuhan. 😄
Oke, saya ingin berbagi kisah perjuangan masuk kuliah dulu. Tujuan khususnya tidak ada hanya sekedar ingin menuliskan sedikit pencapaian yang diraih oleh diri ini. Semoga bisa menjadi inspirasi, kalau tidak ya tidak apa-apa.
Saya lulus dari sekolah pada tahun 2013 silam. Selesai menempuh jenjang Sekolah Menengah Atas, saya tidak ada niatan sama sekali untuk kuliah. Saya berfikir kuliah itu bakal menghabiskan banyak biaya dan tenaga. Saya jadi kasihan dengan orang tua saya apabila saya kuliah. Waktu itu juga tidak terpikirkan sama sekali soal beasiswa karena info yang datang ke saya itu sangat minim sekali. Akhirnya saya putuskan untuk kerja dulu.
Setelah bekerja selama kurang lebih satu tahun, timbulah keinginan saya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ini dikarenakan saya memiliki cita-cita untuk menjadi guru. Saat itu, orang tua masih tidak menyetujui apabila saya berhenti bekerja dan hanya fokus kuliah. Saya mengerti mungkin orang tua masih takut kalau memasukkan saya ke perguruan tinggi. Terlebih kedua orang tua saya sering mendengar tetangga yang bisa menghabiskan uang berjuta-juta untuk biaya kuliah. Karena tidak ingin membebani kedua orang tua saya, maka saya memutuskan untuk mencari pekerjaan yang bisa 'disambi' dengan kuliah. Sampai pada awal tahun 2015 saya belum juga mendapatkan pekerjaan yang bisa nyambi kuliah. Ketika itu rasanya saya sedih dan kecewa sekali. Saya hampir putus asa dan pasrah. Saya selalu berdoa dalam hati "Biarlah saya begini apa adanya, kalaupun ini baik. Saya jalani terus."
Sampai pada kuartal awal tahun 2015, pendaftaran Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dibuka. Waktu itu saya tidak kepikiran untuk masuk kampus negeri. Yah, saya tidak percaya diri dengan kemampuan saya saat itu. Wajar saja, saya sudah dua tahun lulus dari sekolah dan sudah lupa dengan pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah. "Bagaimana caranya saya bisa lulus ?" saya terus memikirkan hal itu. Salah satu rekan kerja saya dulu pernah berkata "Kalau punya mimpi dan cita-cita kejar aja. Bagaimanapun hasilnya nanti ya serahkan sama Allah Subhanahu wata'ala. Yang penting udah usaha. Kalau misal gagal ya berarti belum rezeki." Kata-kata itulah yang jadi penyemangat saya untuk kembali belajar dan mengikuti tes seleksi. Saya membeli buku yang berisikan contoh soal-soal SBMPTN untuk dipelajari. Karena jam kerja saya itu 10-12 jam dan tidak libur di akhir pekan, maka sedikit sulit mengatur waktu belajar. Saya belajar ditengah-tengah kesibukkan bekerja. Selagi ada waktu kosong sedikit saya pakai untuk membaca buku yang sudah saya beli. Hal itu terus saya lakukan sampai waktu ujian tiba.
Pada hari ujian, sebelum berangkat tak lupa saya mohon do'a kepada orang tua agar dimudahkan dalam mengerjakan soal dan mendapat hasil yang terbaik. Sebelumnya saya juga bernazar serta mohon restu kepada guru saya di sekolah dulu. Beliau selalu menginspirasi saya dan memotivasi saya untuk terus maju. Tak dapat dipungkiri juga cita-cita saya yang ingin menjadi guru juga terinspirasi dari beliau. Alhamdulillah ujian berjalan lancar. Saya merasa mudah sekali dalam mengerjakan soal-soal ujian. Namun saya tetap berdo'a mohon yang terbaik.
Pada pagi hari di hari pengumuman SBMPTN saya benar-benar deg-degan rasanya. Perasaan cemas dan takut selalu menghantui. Untungnya waktu pengumuman itu pukul lima sore, siangnya saya sibuk bekerja jadi lupa dengan rasa cemas itu. Tepat pukul lima sore rekan saya mengingatkan saya agar membuka website pengumuman. Mungkin karena server sedang padat, website tersebut agak susah di akses. Saya merinding dan harap-harap cemas menunggu website membuka halaman web pengumuman. Loading halaman website itu lama sekali. Saya yang sudah tegang dan cemas menjadi lemas seketika halaman tersebut muncu pesan error 404 yang artinya sedang ada kesalahan. Saya coba terus menerus akhirnya tepat pukul 5.30 halaman tersebut kembali bisa di akses. Loading halaman tersebut memang agak lama. Saya kembali memasukkan nomor registrasi dan menunggu akhirnya halaman tersebut menampilkan pesan "Selamat anda diterima masuk di Universitas Negeri Jakarta - Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang" (kurang lebih seperti itu). Betapa senangnya saya. Berkali-kali ucapan syukur terucap dari lisan, seraya sujud syukur ku lakukan. Rekan kerja memberikan selamat. Mereka juga turut senang. Alhamdulillah.
Sekarang saya Alhamdulillah sudah lulus. Perjuangan saya selama kuliah juga tidak bisa dibilang ringan. Mungkin lain kali bisa saya ceritakan mengenai kegiatan saya selama kuliah dulu dan perjuangan yang kita semua hadapi. Saya ingin berpesan jangan lupa untuk selalu berdoa kepada Tuhan agar segala sesuatu dapat dicapai.
Wassalamualaikum wr.wb
Komentar
Posting Komentar